UPAYA PEMERINTAH DESA BANYUSOCO

Alexadelmio 27 September 2016 21:19:54 WIB

Pasca dimuatnya tulisan di media ini, ternyata berdampak luas utamanya di media jejaring sosial. Beragam komentar keprihatinan muncul dari para pembaca, tak terkecuali jajaran Pemerintah Desa Banyusoca, Kecamatan Playen tempat Siti Maratus Sholihah, 31, dan keluarganya berdomisili. Hari ini juga, Selasa, 27/9/2016, Kades Banyusoca, Sutiyono diikuti jajaran perangkat desa ramai-ramai membezuk Siti Maratus Sholihah di Bangsal Mawar RSUD Wonosari.

Secara pribadi Sutiyono mengakui baru mengetahui dari wartawan kalau ada warganya yang hidup dibawah garis kemiskinan ternyata menderita thalasemia akut. Untuk itu pihaknya langsung bergerak untuk mencarikan solusi bagi penghafal Al Quran yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat atau BPJS Kesehatan ini.

“Langsung hari ini juga kita bergerak mengupayakan BPJS Kesehatan bagi Siti Maratus Sholihah. Tadi Dukuh Gedad dan Pak Kesra langsung ke Dinsosnakertrans untuk mengurusnya,” katanya.

Sayangnya, lanjut Sutiyono, untuk mengurus BPJS Kesehatan bagi warga kurang mampu seperti Siti ini tidak serta merta sehari selesai.

“Kendala ini sumbernya bukan dari desa, tetapi prosedur birokrasi yang mengharuskannya seperti itu. Tadi jawaban dari Dinsosnakertrans, Siti baru bisa mendapatkan BPJS Kesehatan yang dibiayai pemerintah jika kuotanya masih. Itupun menunggu APBD Perubahan atau APBD tahun 2017. Kalau mau aman sih memakai BPJS Mandiri, maka jika ada dermawan yang mau membiayai kita persilahkan. Prinsipnya dari Pemdes Banyusoca kita usahakan, dari BPJS Mandiri juga kita persilahkan. Intinya sama-sama menolong sesama kan ?” jelasnya.

Disisi lain Sutiyono membeberkan permasalahan kenapa sosok Siti Maratus Sholihah beserta ibu dan adiknya yang jelas jelas hidup di bawah garis kemiskinan tidak masuk BPJS Kesehatan padahal dahulunya pemilik Kartu Jamkesmas dari pemerintah. Padahal dalam aturan jelas tertera bahwa secara otomatis pemilik Kartu Jamkesmas langsung terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

“Yang jelas dalam pendataan dari Dinas Kesehatan tidak melibatkan pemerintah desa. Jadi karena yang mendata entah siapa, prosedurnya bagaimana kita tidak mengetahui. Tahu-tahu Bu Suyem sekeluarga ini ternyata tidak memiliki kartu BPJS. Atau banyak juga warga saya yang dalam sekeluarga ada yang terdaftar, ada pula yang tidak terdaftar,” tambahnya.

Secara tersirat Sutiyono menyayangkan sikap Dinas Kesehatan yang seolah tidak mempercayai pemerintah desa turut campur dalam melakukan pendataan BPJS Kesehatan. Untuk BPJS Kesehatan, desa itu ibarat diculke ndase, dipidak buntute (diberikan program, tetapi tidak diberi kepercayaan turut serta didalamnya).

Saat peserta Jamkesmas berubah kepesertaan menjadi BPJS Kesehatan, beber Sutiyono, desa sama sekali tidak dilibatkan. Padahal idealnya petugas dari Dinkes, Kasi Kesos Kecamatan, Puskesmas dan desa saling bahu membahu dalam verifikasi data. Jika itu dilakukan, maka kasus warga miskin tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan seperti Siti Maratus Sholihah ini tidak akan terjadi.

Terkait adanya kasus Siti Maratus Sholihah yang menderita thalasemia seperti ini, Sutiyono berharap Pemkab Gunungkidul, dalam hal ini Dinas Kesehatan dan RSUD Wonosari memberi prioritas lebih bagi penghafal Kitab Suci Al Quran ini.

“Apa ya tidak trenyuh melihat kondisi pasien seperti ini ? Jadi bisa saya hanya berharap Bupati Gunungkidul, Ibu Hajjah Badingah turun tangan membantu. Demikian juga Dinas Kesehatan dan RSUD Wonosari, biarpun hanya rawat inap di kelas III tetapi tolong bantulah warga saya ini dengan perawatan terbaik agar bisa cepat sembuh,” harapnya.

Dengan adanya kunjungan dari jajaran Pemerintah Desa Banyusoca ini memberikan sedikit angin segar bagi Suyem, ibunda Siti Maratus Sholihah. Dengan tangan gemetar karena menerima sumbangan dana hasil serkiler perangkat desa, Suyem terbata-bata mengucapkan terimakasih tiada terhingga.

“Terimakasih Pak, dengan bantuan dari bapak ibu semua ini semoga bisa membantu biaya pengobatan anak saya. Sebagai kawulo alit saya tidak mampu membalas apa-apa kecuali atur panuwun,” katanya.

Terkait banyaknya permohonan dari netizen agar ditampilkan nomor rekening bank untuk transfer dana, disodorkan rekening nomor 6984-01-019548-53-2 atas nama Suyem di BRI Unit Playen. Jadi dipersilahkan bagi dermawan yang berkenan membantu Siti Maratus Sholihah menyalurkan dana bantuan anda ke nomor rekening tersebut.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar